Ajak Wik Wik Adik Kelas di Toilet Mall Jimbaran, Siswa Asal Jepang Terancam 7,5 Tahun
Tommy F Awuy: Bali Masih Penuh Pesona
DENPASAR, NETIZENINDONESIA-Budayawan Tommy F Awuy meyakini Bali masih penuh pesona. Walau diakuinya dinamika budaya atau perubahan sosial akan selalu terjadi. “Seperti di kawasan lain, pasti juga terjadi dengan kebudayaan Bali,” ucapnya dalam acara podcast Netizenindonesia di kompleks Puri Agung Kesiman, Denpasar Timur, Jumat (26/11/2021).
Bagi Tommy yang telah menetap di Bali sejak medio Nopember 2020 lalu, kosmologi Bali memang menggoda untuk dipelajari, baginnya ada nuansa misteri. “Saya yakin banyak kaum pendatang yang bisa bersaksi, daya tarik atau aura Pulau Bali memang khas, beda… ” ungkapnya.
Sosok yang mengaku hobi mengajar dan belajar filsafat tersebut, saat ini menetap di kawasan Seminyak, Kuta setelah memboyong istri dan anak kembarnya dari Jakarta. Tommy Awuy yang juga dikenal sebagai kurator senirupa telah bersiap untuk menetap di Bali. Dikisahkan , tadinya Ia hanya transit dari Labuan Bajo, tapi seperti ada kekuatan spiritualitas tanah Bali yang menarik narik. “Ya, saya memilih kata hati, saya memilih hidup di sini. Saya jemput istri dan anak ke Jakarata, langsung balik ke Bali, Eh, akhirnya saya sudah setahun hidup di Bali, ” ungkapnya.
Tommy yang dikenal sebagai anggota dewan juri Festival Film Indonesia (FFI) sebanyak tujuh kali berturut-turut, hingga FFI 2021 ini, mengaku makin nyaman di Bali karena bisa beraktivitas sesuai passion-nya selama ini.
Penulis sejumlah buku fiksi dan nonfiksi ini juga dikenal sebagai pengelola galeri di Jakarta, mengkurasi Pameran senirupa, mendukung giat perfilman, dan aktivitas senibudaya lainnya. “Saya juga bersyukur masih bisa menikmati hobi main musik dengan kawan-kawan di Bali. Tiap hari Kamis kami perform di Puri Kesiman,” ungkapnya.
Ditanya apakah dirinya akan menetap selamanya di Bali? Tommy mengaku, masih ada kendala dengan kepindahan sekolah bagi putri kembarnya. “Mungkin kalau sekolah sudah normal rasanya anak saya harus menyelesaikan sekolahnya di Jakarta,” katanya.
Bagi Tommy, di era teknologi informasi kekinian tak ada masalah jika harus hidup berbagi antara Jakarta – Bali – Labuan Bajo, dimana dirinya juga punya usaha rintisan. “Ya, gak apa saya siap hidup berbagi di tiga lokasi, rasanya bisa diatur,” ucapnya. (ps)