Film “Sepeda Presiden” Karya Garin Nugroho PILIHAN CERDAS untuk MENJAGA IMUNITAS

 Film “Sepeda Presiden” Karya Garin Nugroho                                                       PILIHAN CERDAS untuk MENJAGA IMUNITAS

LAYAK DITONTON-Film karya Garin Nugroho, Sepeda Presiden mulai tayang di bioskop sejak 23 Desember lalu.

Di era pandemi Covid-19 nan tak kunjung reda, narasi wajib menjaga kesehatan jiwa dan raga kudu diaplikasi. Mengingat  tak ada seorang pakar pun yang berani menjamin,  kapan akhir dari masa hidup dan kehidupan yang dirundung ketidakpastian ini.

Dalam konteks itu,  daya tahan atau kekebalan tubuh (imunitas) bisa dijaga dengan tak lupa bergembira menikmati hiburan yang menyehatkan dan mencerahkan. Ya,  semacam upaya terapi lewat menikmati karya seni (art healing).

Nah, setelah menonton karya terbaru Garin Nugroho,  film “Sepeda Presiden”, saya sepakat merekomendasi untuk keluarga Indonesia ada baiknya menonton film yang mulai tayang di bioskop seluruh  sejak 23 Desember 2021. Ya, inilah salah satu pilihan cerdas hiburan untuk menjaga imunitas.

Film musikal dibaluri nuansa komedi yang memanjakan telinga penonton dengan 15 lagu nan merdu, mengisahkan petualangan tiga sekawan yang diperankan anak Papua  (Arnol Aner Asmuruf, Dede Ramandei, dan Elias F. Padwa).

Dikisahkan,  pertemuan tiga sekawan dengan Youtuber (Ariel Tatum) yang coba menepi nun ke ujung timur Nusantara, lari dari ingar bingar ritme kehidupan Ibukota Jakarta, membalut tema sentral impian tiga sekawan anak pedalaman untuk bertemu Presiden mereka.

Film ini pun menjadi representasi mimpi dan harapan anak Indonesia. Dari pilihan tema dan  judul, menurut saya sangat ‘menjual’, simak  penjelasan Avesina Soebli, Produser dari Radepa Studio,  bahwa film ini terinspirasi  visual Presiden dan sepedanya yang sangat catchy. Kita paham fenomena ini telah menjadi peristiwa budaya dan secara sosial melahirkan partisipasi dan menjadi viral.

Jaminan film ini layak ditonton juga ditunjang  lokasi syuting di Sorong dan Raja Ampat yang mempesona, lalu didukung sederet aktor  populer dan berbakat, selain  Ariel Tatum, seperti  Sita Nursanti, Joanita Chatari, Ian William, dan anak-anak asli Papua yang menggemaskan dan bertalenta – The Papua Kids.

Terlebih, tayangan ekosistem alam, manusia dan budaya Papua arahan sutradara Garin Nugroho dengan perspektif teknologi sinematografi yang kekinian, sungguh enak dipandang mata dan perlu untuk gizi jiwa.

“Pesan sponsor” terkait skena ‘bukit sinyal’ juga terkemas apik, tidak terlalu menjelas-jelaskan untuk menyenangkan ‘investor’, seperti yang kerap kurang disiasati  di produksi film lainnya, terlebih dalam tayangan sejumlah sinetron yang begitu banal.

Dan, bagi penonton yang tak terlalu peduli, khususnya anak-anak , bahwa siapa di balik karya film ini, niscaya akan merasa durasi hiburan unik dan menarik ini terlalu singkat. Dan,  bagi penonton yang cermat mengikuti proses kreatif Garin Nugroho di industri film selama 40 tahun terakhir, tentu Film “Sepeda Presiden” meletupkan surprise yang menyegarkan. Tak perlu banyak mikir terlalu serius, yang penting hepi…!

Rupanya  sutradara senior ini tengah jeda dari genre yang selama ini menjadi  trade mark karyanya.  Sebut saja “Cinta Sepotong Roti” , “Surat untuk Bidadari” , “Bulan Tertusuk Ilalang”,  ”Daun di Atas Bantal”, “Puisi Tak Terkuburkan”, “Opera Jawa”, “Guru Bangsa: Tjokroaminoto”, atau “Kucumbu Tubuh Indahku”, untuk menyebut sejumlah yang menonjol dari daftar karya Garin Nugroho selama 40 tahun terakhir.

Mari simak pernyataannya, “Ini film saya yang paling menyenangkan, menyanyi, menari jika dibandingkan dengan film-film saya sebelumnya, yang ini enggak perlu mikir susah-susah,” ungkapnya Garin, kepada media.

Saya sepakat dengan pengamat budaya, Tommy F Uway yang dikenal sebagai langganan anggota dewan juri FFI, sudah lama masyarakat kita kesulitan mencari film anak-anak,  untuk semua umur  yang  mencerahan, dalam artian menawarkan hiburan paket lengkap yang segar, menghibur dan mendidik.

Rupanya, lewat film “Sepeda Presiden” , Garin Nugroho ingin ‘penampakannya”  beda dari bayang-bayang pilihan tema dan karakter dari karyanya selama ini. Hal ini terjastifikasi dengan pernyataannya.  “Merayakan 40 berkarya, enaknya kembali ke anak-anak,” ujarnya.

Garin pun mengaku, film ini merupakan karyanya yang paling menyenangkan. Selain memasukan unsur bernyanyi dan menari, film Sepeda Presiden pun mampu membawa gelak tawa atas aksi kocak para pemainnya. “Saya memang ingin merayakan 40 tahun berkarya dengan kegembiraan, ringan dan menyenangkan” ucapnya. Yuk, mari kita bergembira bersama! (*)

*) Putu Suarthama, jurnalis senior sempat berkarir 20 tahun di Jakarta, sejak 2006 menetap di kampungnya, Sukawati, Bali.

Related post

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *