Dua Tahun ‘Bertapa’, Manusiagoa Rilis Single ‘Bekas Luka’

 Dua Tahun ‘Bertapa’,  Manusiagoa Rilis Single ‘Bekas Luka’

ALBUM ANYAR-Wibhi Si Manusiagoa muncul lagi dengan album anyar.

DENPASAR, NETIZENINDONESIA – Dua tahun tak ada kabar, Manusiagoaproject hadir merilis single terbaru yang diberi judul ‘Bekas Luka’. Lagu ini telah beredar di beberapa layanan musik digital seperti YouTube atau Sound cloud.

Projek musik solo yang dibentuk oleh Wibhi Laksana itu memang menyajikan musik yang tak biasa untuk didengar bagi telinga orang kebanyakan. Sebelumnya, pemuda ini telah mengeluarkan empat buah lagu absurd yang dirangkum dalam EP atau mini album ‘Jalan Raya’ pada 2020 lalu.

Kali ini, dengan balutan nuansa Psikedelik Rock, lagu ini menyajikan cerita kehidupan yang tak biasa. “Kita sebagai manusia kan pasti pernah melalui cobaan ataupun fase-fase hidup, nah lagu ini menceritakan tentang bagaimana kita menjalani saat-saat sulit untuk menjadi lebih kuat,” ungkap Wibhi.

Secara komposisi musik dari single bekas luka ini juga terbilang  ganjil, terlebih pada tempo yang tidak dinamis. Alasanya, diungkap oleh Wibhi, ia terispirasi oleh musik-musik lawas era 60an yang begitu bebas, namun membawanya ke dalam gaya 90’an.

“Era 60’an itu bebas,free jaming, meliuk-liuk  jadi kesannya nggak mekanis atau robotik, nah saya pengen memadukan juga dengan pembawaan emosi musik tahun 90’an, ya jadinya gini,” bebernya Rabu (14/09).

Sementara itu, suara gitar yang meraung-raung penuh emosi juga seolah mengingatkan pendengar kepada kenyataan hidup yang mesti dilalui. Lagu ini seolah memadukan emosi yang campur aduk.  Wibhi menyebut, proses penggarapan single bekas luka dilakukan secara jarak jauh antar pulau dibawah naungan Indigo Record. Proses arasemen dibantu oleh Ary Arseno dan Rifqi Khilmi, sementara Wibhi menulis lirik.

“Saya dapat bantuan dari mas Ary untuk mengisi gitar juga Khilmi untuk mixing dan mastering, mereka berdua berada di luar Bali, jadi digarap jarak jauh . Saya kirim materi dan rekaman kasar, kemudian diolah sama mereka,” ungkapnya.

“Proses penggarapannya sekitar dua bulanan lah, cukup lama karena memang kami berusaha menyesuaikan dalam hal mixing maupun arasemennya,” ujarnya.

Lagu berdurasi 4 menit 22 detik itu, secara pribadi menceritakan gejolak yang ada dalam dirinya mengenai realitas yang mesti dijalani. Ada proses didalamnya yang membuat manusia harus belajar dari kesalahan lalu menjalani lebaran-lembaran lain terus-menerus hingga kehidupan itu berakhir. Hanya saja, ia menyajikan curhatannya secara tidak harfiah, dengan penuh metavora.

“Kalau harapan tentu saja single ini semoga dapat dinikmati oleh orang-orang selain itu bagi saya pribadi dapat menjadi inspirasi untuk terus berkarya di hari esok,” ucapnya.(wib)

Related post

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *