Unjuk Rasa PGN dan AMP di Bali Ricuh, Saling Lempar Batu

 Unjuk Rasa PGN dan AMP di Bali Ricuh, Saling Lempar Batu

BENTROK-Polisi membubarkan paksa unjuk rasa PGN dan AMP di Renon, Denpasar setelah kedua kubu saling lempar batu.

DENPASAR, NETIZENINDONESIA – Aksi peringatan 60 tahun Deklarasi Kemerdekaan Papua Barat oleh Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) di Jalan Raya Puputan, Renon, Denpasar Rabu (1/12/2021) ricuh. Kericuhan pecah setelah anggota Patriot Garuda Nusantara (PGN) juga melakukan unjuk rasa.

Informasi dari Kabag Ops Polresta Denpasar, Kompol I Made Uder yang mengamankan jalannya aksi unjuk rasa mengatakan awalnya sekitar 30 AMP berkumpul di lokasi itu hendak menuju ke titik aksi di depan Gedung Konsulat Amerika Serikat, Denpasar.

Selanjutnya datang sekitar 20 orang PGN yang sama-sama akan menyampaikan pendapatnya. Kehadiran PGN ini memicu saling ejek. Sekitar 80 an anggota polisi yang bertugas mencoba melerai kedua belah pihak namun gagal hingga puncaknya saling lempar batu. “Yang akan orasi (Papua) dianggap menjelekan Indonesia seperti bilang Indonesia penjajah dan sebagainya, PGN mencari mereka merasa ingin membela negara,” tuturnya.

Kericuhan terhenti setelah aparat keamanan membubarkan secara paksa. Dalam aksi ini diketahui satu orang anggota PGN terluka. Pun demikian, aparat memastikan tidak ada piha yang diamankan dalam aksi tersebut. “Tapi kalau ada yang merasa dirugikan melapor ke polisi,”saran Kompol Uder.

Kedepan, pihaknya akan memberdayakan semua pihak agar dalam menyalurkan pendapat bisa mentaati aturan dan prosedur yang ada. “Kalau Papua ini kan menyalahi prosedur dia, ijinnya jam 10.00, tapi jam 06.00, sudah di lapangan,” tandasnya.

Ketua Aksi AMP Yesaya dikonfirmasi terpisah menjelaskan bahwa demo yang mereka gelar adalah aksi damai meminta kemerdekaan Papua Barat, menentukan nasib sendiri sebagai solusi paling demokratis, mengusut pelanggar HAM di Papua Barat dan sebagainya. Pihaknya pun sudah bersurat ke Polda Bali dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bali. Namun dalam perjalanan menuju ke titik kegiatan, mereka dihadang. “Dari titik kumpul mau menuju ke titik aksi, pas di pertengahan terjadi pembungkaman artinya penghadangan oleh ormas PGN,” sebutnya.

Sedangkan Panglima Komando Wilayah Pertahanan Bali dan Indonesia Timur PGN, Pariyadi atau Gus Yadi mengaku pihaknya saat itu bersama 70 anggota menggelar aksi bela negara sekaligus mencegah ada pihak mengucapkan kemerdekaan Papua. “Karena tidak benar kalau dikatakan Papua merdeka, tapi mereka menyiapkan batu, kayu, bahkan panah di bawah komandonya dia yang ada soundnya, dan yang komando orasi itu bukan orang Papua, itu justru orang Jawa dari LBH, jadi kemana sekarang tindakan polisi?” sebut Gus Yadi. (ais)

Related post

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *