Setelah Berpisah Ratusan Tahun, Puri Agung Pemecutan-Istano Pagaruyung Bersatu Lagi

DENPASAR, NETIZENINDONESIA-Banyak tidak tahu, ternyata  Puri Agung Pemecutan, Denpasar memiliki hubungan darah dengan Istano Pagaruyung di Tanah Datar, Sumatera Barat. Bahkan, dua kerajaan yang berjarak ribuan kilometer ini memiliki garis keturunan atau trah yang sama yakni dari Adityawarman (Arya Damar). Entah sebab apa, keluarga besar ini terputus cukup lama ratusan tahun silam sejak abad 15 lalu. Kini di zaman serba digital ini, para penerus tahta kedua kerajaan ini mulai merajut kembali tali silaturahmi demi melestarikan adat dan budaya sebagai warisan leluhur bangsa ini.

Upaya merajut tali silaturahmi ini ditandai dengan kedatangan para penerus tahta Istano Pagaruyung ke Puri Agung Pemecutan, Denpasar, Minggu (13/3/2022). Ada YM Sutan Muhammad Yusuf Pagaruyung beserta istri dan anaknya Sutan Muhammad Yusuf (Sutan Alam Bagagarsyah), YM Mangku Alam II bersama istri, YM Andi Bau Malik bersama istri dan YM Raja Gontar IV. Tentu kehadiran tamu istimewa ini disambut gembira tokoh Puri Pemecutan.

Sutan M Yusuf menyampaikan kunjungan ini sebagai wujud silaturahmi dua keluarga besar Pagaruyung dan Bali sesama trah Adityawarman (Arya Damar). “Insya Alloh merajut kembali tali silaturahmi ini membawa manfaat bagi penerus sejarah anak cucu di kedua belah pihak. Kebahagiaan yang tak dapat diukur dengan kata-kata, baik ketika kedatangan keluarga Bali ke Pagaruyung, maupun ketika kedatangan kami di PuraAgung Pemecutan, Denpasar,”ujar Sutan M Yusuf sembari berharap siturahmi ini dapat berkelanjutan.

Sementara AA Ngurah Alit Wirakesuma salah seorang tokoh Puri Pemecutan menyebutkan penyambutan tamu dilakukan secara terbatas. Hanya tokoh Pengelingsir Dalem/Angga Puri diantaranya AA Ngurah Agung Damar Negara (putra Cok Pemecutan XI),  AA Ngurah Rai Parwata da AA Ngurah Putra Darmanuraga serta beberapa pengelingsir dan keluarga Puri Gelogor Denpasar yang hadir. “Sebelumnya kita pernah berkunjung ke Pagaruyung tanggal 6-8 September 2017 lalu. Ini semacam kunjungan balasan dan menyatukan kembali keluarga besar kita trah Adityawarman sejak terpisah sekitar abad 15 atau 16 silam,”tutur AA Alit Wirakesuma.(ais)