Ini Dia Juara Lomba Foto Pandemi Covid-19 Bukan Penghalang Anak Berkreativitas

 Ini Dia Juara Lomba Foto Pandemi Covid-19 Bukan Penghalang Anak Berkreativitas

KARYA SANG JUARA-Tiga karya foto peserta Lomba Foto paling atas juara satu, dua dan tiga (bawah)

DENPASAR,NETIZENINDONESIA-Babak penjurian Lomba Foto yang dihelat LBH Advokasi Peduli Bangsa (LBH APB) bersama Bank Mandiri berakhir, Senin (26/7) malam. Menurut Ketua LBH Advokasi Peduli Bangsa, Lukas Banu lomba foto yang digelar bertujuan membangkitkan optimisme kolektif masyarakat menghadapi gempuran covid-19 yang tiada henti. Optimisme itu harus dikembangkan secara aktif untuk membendung sikap pesimisme maupun hoax yang dikembangkan kelompok tertentu yang dapat mengakibatkan kefatalan terus terjadi.  Ada sekitar seratus karya foto yang dikirimkan peserta dengan kualitas beragam. Tingginya minat peserta mengikuti lomba membuat tim juri yakni Djoko Sugianto (Pewarta Foto Senior), Komang Sutrisna dan Ikanedy (Keduanya panitia) dan panitia berdebat seru untuk memutuskan peraih juara satu, dua dan tiga.

Selain dalam rangka Hari Anak Nasional (HAN), lomba ini sambung Lukas Banu diharapkan dapat membangkitkan sikap optimisme masyarakat. Sehingga dapat meringankan upaya pemerintah menyelesaikan persoalan pandemi. “Kami sampaikan terima kasih pada pihak pendukung acara, terutama DPD KAI Bali sebagai induk LBH Advokasi Peduli Bangsa, Bank Mandiri, jajaran pengurus dan pihak lain yang mendukung suksesnya acara ini,”ungkap Lukas Banu.

Disinggung hadiah, pengacara yang lama tinggal di New Zealand ini memastikan pihak panitia yang diketuai Edy Hartaka sudah menyiapkan trophy, uang tunai dan hadiah hiburan lainnya untuk juara 1,2,3 dan harapan 1,2 dan3. Sedangkan predikat 7,8,9 dan 10 mendapat hadiah hiburan. Selain itu, seluruh peserta akan mendapatkan piagam perhargaa. “Pemberitahuan pemenang akan disampaikan melalui email atau alamat peserta sekaligus informasi waktu penyerahan hadiahnya,”sambung Lukas.   

Sementara kordinator tim juri, Djoko Sugianto menyatakan penilaian meliputi unsur -unsur akurasi, komposisi, nilai berita, dan pembobotan. “Banyak foto bagus namun sayang tereliminasi gegara kurang cermat menampilkan karya foto yang sesuai tema,”kata jurnalis foto senior ini.

Untuk juara 1 dengan judul “Belajar di Area Pasar”. Foto karya Nyoman Hendra Adhi ini menceritakan seorang bocah pedagang masker yang tidak mau kalah melawan poster ibu  pedagang kali lima yang giat bekerja sembari belajar. Pesan kuat fotografer didukung penguasaan teknis yang cermat mempertimbangkan unsur komposisi, irama, harmoni, maupun point of interest, sehingga jumlah angka penilaian juri jatuh memilih foto ini.

Juara 2 judul  “Kerajinan Tanah Liat”. Karya Titik Pamuji. Kesederhanaan penampilan foto ini adalah kekuatannya. Mimik keseriusan bocah menghabiskan waktu membosankan pada masa PPKM tergambar gamblang. Deretan karya seni gelas keramik dengan guratan lukisan khas produksi bocah ini terpajang di latar belakang.

Sementara Juara 3 berjudul “Ritual Adat di Masa Pandemi”. Karya I Gusti Ngurah Agung Bayu Sastra. Unik dan otentik, bocah – bocah mengenakan busana adat berdandan ala Zombie. Bak ritual mengerikan saat  menyambut penerimaan siswa baru di puncak peningkatan covid 19 di Bali.

Selain juara 1,2 dan 3, pihak panitia juga menetapkan juara harapan. Predikat Harapan 1, berjudul “Adik Membantu Ibu Meracik Minuman untuk Dijual”. Foto karya Hosea Dandi Wibowo ini menunjukkan generasi masa depan Bali adalah generasi yang tidak lagi mengandalkan dan menyerahkan kehidupan sepenuhnya  kepada periwisata. Ia kuat di pengetahuan,  tekun, ulet, dan berani melakukan eksperimen, maupun langkah terobosan prestasi untuk  keluar dari candu pariwisata yang saat ini membelenggu Bali.

Juara Harapan 2 berjudul “Pembelajaran Sesuai Prokes”. Karya Hendri Suhandi adalah rekaman peristiwa pembelajaran yang sesuai prokes pada masa pandemi. Khas foto jurnalistik simpel, satu gambar seribu cerita. Juara Harapan 3 berjudul  “Produksi Layang-Layang” karya Indah Purnamayanti. Mengisi banyak waktu luang, hobi jalan,  melestarikan nilai -nilai tradisi Bali dengan memproduksi layang -layang. (*)

Related post

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *