Dokter Made Ariyana Sp.OG (K): Utamakan Keselamatan Ibu dan Anak

 Dokter Made Ariyana Sp.OG (K): Utamakan Keselamatan Ibu dan Anak

MENGABDI SEPENUH HATI-Dokter Made Ariyana bersama tim medis.

DENPASAR, NETIZENINDONESIA-Salah satu profesi terberat ditengah situasi pandemi adalah dokter. Bagaimana tidak, dokter merupakan garda terdepan dalam  penanggulangan virus yang mewabah seantero penjuru dunia. Ini pula yang dirasakan dokter Made Ariyana. Peraih gelar spesialis kandungan dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogjakarta itu kerap menangani pasien mau melahirkan  dengan status positif covid19, Bagi dokter kelahiran Tampakgangsul, Denpasar 5 Januari 1970,  itu tugas luar biasa. “Ini pengabdian,,apapun kondisinya tetap jalankan demi keselamatan  ibu dan janin,”  kata dokter Ariyana ditemui  di tempat praktiknya  Apotek Viva,  Jalan Imam Bonjol, Pertokoan Ganesa 2, Denpasar baru-baru ini.

Dokter Ariyana mengisahkan,  pertama menangani pasien  covid- 19  Maret  lalu. Saat itu, dokter yang tergabung dalam keluarga Silat Bakti Negara itu baru tiba dari Surabaya. Ia harus bergegas  ke tempatnya bekerja di RS Mangusada, Badung.  Persoalannya, RS Mangusada belum siap menangani pasien covid sementara  RS Sanglah, Bali Mandara, dan RS Jimbaran  yang  jadi rujukan penuh. Di tengah situasi darurat, akhirnya pasien tetap ditangani di rumah sakit milik Pemkab Badung itu. “Astungkare semuanya sukses,” kenang pria yang akrab dipanggil dokter Kadek ini.

Menariknya ditengah kesibukan luar biasa ini, ada yang cukup membagakan bagi dokter yang hoby  nge-Gym ini. Sejak Agustus lalu, ia berhak menyandang gelar sebagai  Konsultan Fetomaternal dari UGM Yogjakarta. Di  di RS Badung masih satu satunya yang menyandang gelar tersebut.Sedangkan  di Bali tidak lebih dari 12 orang dokter. “Itu gelar tertinggi di dunia pelayanan  kedokteran  mas..ibaratnya saya sudah Jenderal, “aku dokter yang turut bertugas di RS Bali Med, Denpasar  ini  

Kembali ke penanganan pasien covid, acapkali rasa waswas muncul, terutama dari istri dan anak-anak. “Kuncinya harus tenang,tidak lupa sembahyang dan seringkali  istri dan anak-anak tidak saya kasih tahu kalau saya mau  lakukan operasi pasien positif covid. Setelah pulang dengan kondisi bersih baru saya katakan apa adanya,”kata ayah dua orang putera ini.

Perasaan tenang itu harus dijaga hingga di ruang operasi. Apalagi kalau sudah mengenakan pakaian  Alat Pelindung Diri (APD) mirip astronot. Sudah rasanya panas, ditambah  mesin pendingin ruangan dimatikan agar  tidak terkontaminasi dengan udara luar.  “Saya biasanya tarik nafas dulu. Saya penganut Hindu jadi diajari cara mengatur nafas,.selain itu kita selalu siapkan dokter lain bila situasi darurat. Di rumah sakit itu kerja tim, tidak ada Superman in the hospital,”imbuhnya. (ton)

Related post

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *